MODEL KONSEPTUAL KEPRAWATAN
A. PENGERTIAN
Model konseptual keperawatan merupakan
suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan
perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi
organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa
yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan
tahu apa yang harus perawat kerjakan.
B. GAMBARAN MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN
Hampir
semua model keperawatan yang diaplikasikan dalam praktik keperawatan
professional menggambarkan empat jenis konsep yang sama, yaitu :
1. Orang yang menerima
asuhan keperawatan
2. Lingkungan (masyarakat)
3. Kesehatan (sehat/sakit,
kesehatan dan penyakit)
4. Keperawatan dan peran perawat (tujuan/sasaran,
peran dan fungsi)
Model
keperawatan dapat diaplikasikan dalam dalam kegiatan praktik, penelitian dan
pengajaran, oleh karena itu model harus diperkenalkan kepada perawat atau calon
perawat guna memperkuat profesi keperawatan khususnya dalam mengkoreksi
pemikiran yang salah tentang profesi keperawatan seperti : perawat sebagai
pembantu dokter,, oleh karena itu model harus diperkenalkan kepada perawat atau
calon perawat guna memperkuat profesi keperawatan khususnya dalam mengkoreksi
pemikiran yang salah tentang profesi keperawatan seperti : perawat sebagai
pembantu dokter.
C. MODEL KONSEPTUAL EPERAWATAN MENURUT FLORENCE
NIGHTINGALE
1. Biografi
Florence Nightingale
Dua
bayi perempuan dilahirkan di tengah keluarga William (W.E.N) dan Fanny
Nightingale dalam suatu perjalanan panjang keliling Eropa. Parthenope, anak
pertama, lahir di Napoli, Yunani. Putri kedua diberi nama sesuai dengan nama
sebuah kota di Italia, tempat dia dilahirkan pada tanggal 12-Met 1820:
Florence.
Florence
Nightingale dibesarkan dalam sebuah keluarga kaya yang tinggal di luar kota
London, dikelilingi pesta-pesta yang terus berlangsung, sebuah rumah musim
panas bernama Lea Hurst, dan tamasya ke Eropa. Tetapi pada tahun 1837, pada
usia tujuh belas tahun, dia menulis di buku hariannya, “Pada tanggal 7
Februari, Tuhan berbicara kepadaku dan memanggilku untuk melayani-Nya.” Tetapi
pelayanan apa?Dia menyadari bahwa dirinya merasa bersemangat dan sangat
bersukacita bukan karena status sosial keluarga kaya saat dia merawat
keluarga-keluarga miskin yang hidup di gubuk gubuk sekitar Embley, rumah
keluarganya.
Pada
saat Florence berusia dua puluh empat tahun, dia merasa yakin bahwa
panggilannya adalah merawat orang sakit. Tetapi pada tahun 1840-an, para gadis
Inggris terhormat tidak akan bersedia menjadi perawat. Pada masa itu, perawat
tidak melebihi fungsi sebagai pembantu yang melakukan semua pekerjaan di rumah
sakit rumah sakit umum (para orang kaya dirawat di rumah sendiri) dan dianggap
sebagai peminum atau pelacur.Tetapi Florence, yang belum menikah dan masih
tinggal bersama orang tuanya, merasa hampir gila karena ketidakproduktifan dan
rasa frustrasi.
Dia
bertanya kepada seorang dokter tamu dari Amerika, dr. Samuel Howe, “Apakah
pantas bagi seorang gadis Inggris mencurahkan hidupnya untuk menjadi seorang
perawat?” Dia menjawab, “Di Inggris, semua yang tidak biasa dianggap tidak
layak. Tetapi bukanlah sesuatu yang tidak mungkin terjadi atau tidak wajar bagi
seorang wanita terhormat bila melakukan suatu pekerjaan yang membawa kebaikan
bagi orang lain.”Florence sering bertanya-tanya, mengapa gereja Protestan tidak
seperti Catholic Sisters of Charity — suatu jalan bagi para wanita untuk
mencurahkan hidupnya dengan melayani orang lain.
Dr.
Howe menceritakan kepadanya tentang Kaiserworth di Jerman, didirikan oleh
Pendeta Theodor Fliedner. Tempat itu mempunyai rumah sakit yang dilengkapi
ratusan tempat tidur, sekolah perawatan bayi, sebuah penjara berpenghuni dua
belas orang, sebuah rumah sakit jiwa untuk para yatim, sekolah untuk melatih
para guru, dan sekolah pelatihan untuk para perawat disertai ratusan diaken.
Setiap kegiatan selalu diikuti dengan doa.
Bahkan sebelum dia memutuskan untuk pergi, dengan
semangat tinggi Florence menanggapi bahwa Kaiserworth adalah tujuannya.Tahun
1846, Florence melakukan perjalanan ke Roma bersama teman-temannya, Charles dan
Selina Bracebridge. Pada perjalanan ini, dia bertemu dengan Sidney Herbert dan
istrinya, Liz. Mereka adalah orang Kristen yang taat. Kemudian dia menjadi
Menteri Perang dan seorang teman serta pendorong, semangat bagi Florence
Nightingale.Pada bulan Juli 1850, di usianya yang ke-30, akhirnya Florence pergi ke
Kaiserworth di Jerman selama dua minggu.
Setahun kemudian, dia pulang ke rumah dan tinggal
selama tiga bulan. Dia pulang dengan sikap baru. Sekarang dia tahu bahwa
dirinya harus membebaskan diri dari kehidupannya yang terkekang.Tiga tahun
kernudian, dia melaksanakan pekerjaan keperawatannya yang pertama sebagai
pengawas di Institute for the Care for Sick Gentle Woman in Distressed
Circumstances. Dia memasukkan pemikiran-pemikiran baru ke dalam institusi itu
dan menerapkan beberapa ide yang revolusioner, seperti pipa air panas ke setiap
lantai, elevator untuk mengangkut makanan pasien, dan para pasien dapat
langsung memanggil para perawat dengan menekan bel. Dia juga menetapkan bahwa
institusi tersebut bukan institusi sekte — menerima semua pasien dari semua
denominasi dan agama. (Komite institusi ini menginginkan agar institusi
tersebut hanya menerima jemaat Gereja Inggris).Pada tahun 1854, ketika Inggris
dan Perancis mengumumkan perang terhadap Rusia untuk menguasai Crimea dan
Konstantinopel — pintu gerbang menuju Timur Tengah — Sidney Herbert, sebagai
Menteri Perang, meminta Florence untuk mengepalai sebuah tim perawat bagi rumah
sakit militer di Scutari, Turki. Florence menggunakan kesempatan ini. Dia tiba
bersama sebuah tim pilihan yang terdiri dari 38 orang perawat. Hanya 14 orang
perawat yang mempunyai pengalaman di lapangan; 24 orang lainnya adalah anggota
lembaga keagamaan yang terdiri dari Biarawati Katolik Roma, Dissenting
Deaconnesses, perawat rumah sakit Protestan, dan beberapa biarawati Anglikan
yang berpengalaman di bidang penyakit kolera. Teman-temannya, Charles dan
Selina Bracebridge juga turut bersama tim tersebut untuk mendorong semangatnya.Selama
perang berlangsung, Florence
menghadapi pertempuran berat untuk meyakinkan para dokter militer bahwa para
perawat wanita pun diperlukan di sebuah rumah sakit militer. Perang Crimea
telah membongkar sistem kemiliteran Inggris yang ternyata mengirim ribuan
prajurit untuk menjemput kematiannya sendiri akibat kekurangan gizi, penyakit,
dan diabaikan. Sebanyak 60.000 prajurit Inggris dikirim ke Crimea. Sejumlah
43.000 meninggal, sakit, atau terluka, dan hanya 7.000 yang terluka oleh musuh.
Sisanya merupakan korban akibat lumpur, kekacauan, dan penyakit.Pada saat
perang akan berakhir, laporan dan saran Florence Nightingale membuat Inggris
seperti dilanda badai. Dia menjadi pahlawan wanita negara tersebut. Pada tahun
1860, Sekolah Keperawatan Nightingale dibuka di London
dan kelas pertamanya berisi lima belas orang murid wanita muda. Sepanjang
hidupnya, sebelum dia meninggal saat sedang tidur pada usia sembilan puluh
tahun di tahun 1910, dia bekerja tanpa lelah untuk mengadakan
perubahan-perubahan di kemiliteran yang berhubungan dengan perawatan kesehatan
dan medis.Sebab dia telah bersumpah, “Semua yang terjadi di Crimea,
tidak boleh terulang kembali.”
2.
Gambaran model konseptual keperawatan Florence Nightingale:a. Definisi
keperawatan adl. Profesi untuk wanita dengan tujuan menemukan dan menggunakan
hukum alam dalam pembangunan kesehatan dan pelayanan kesehatan. Ningtingale
menegaskan bahwa keperawatan adl. Ilmu dan kiat yang memerlukan pendidikan
formal untuk merawat orang yang sakit.b. Tujuan tindakan keperawatan adl.
Memelihara, mencegah infeksi, dan cedera, memulihkan dari sakit, melakukan
pendidikan kesehatan serta mengendalikan lingkunganc. Alasan tindakan
keperawatan yakni Menempatkan manusia pada kondisi yang terbaik secara alami
untuk menyembuhkan atau meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dan
luka.d. Konsep individu adl. Merupakan kesatuan fisik, intelektual, emosional,
sosial, dan spiritual yang lengkap dan berpotensi.e. Konsep sehat adl. Keadaan
bebas dari penyakit dan dapat menggunakan kekuatannya secara penuh.f. Konsep
lingkungan adl. Bagian eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya
seseorang.
D. GAMBARAN MODEL
KONSEPTUAL KEPERAWATAN TOKOH YANG LAIN
2. Virginia Hendersona. Definisi keperawatan Bantuan yang diberikan kepada
individu baik dalam keadaan sehat maupun sakit dalam kegiatannya untuk mencapai
keadaan sehat atau sembuh dari penyakit sehingga ia mempunyai kekuatan,
keinginan dan pengetahuan.b. Alasan tindakan keperawatan Pendekatan yang
dilakukan untuk memenuhi 14 komponen dari keperawatan.c. Konsep individu
Keadaan biologi dimana tidak dapat dipisahkan antara pikiran dan jasmani.d.
Konsep sehat Kemampuan fungsi independent dalam hubungannya dengan 14
komponen.e. Konsep lingkungan Tidak terdefinisi dengan jelas, dapat berupa
tindakan positif maupun negatif.3. Sister Callista Roya. Definisi keperawatan
Suatu analisa proses dan tindakan sehubungan dengan perawatan sakit atau
potensial seseorang untuk sakit.b. Alasan tindakan keperawatan Aktifitas
keperawatan berasal dari model dimana berupa proses pengkajian dan
intervensi-intervensi peran diselenggarakan dengan konteks keprawatan dan
termasuk manipulasi dari stimuli.c. Konsep individu Keadaan biopsikososial yang
berupa interaksi yang tetap dengan perubahan lingkungan, manusia bersifat
sebagai system adaptif yang terbuka.d. Konsep sehat Rentang sehat sakit
merupakan garis yang terus menerus yang menunjukan status sehat atau sakit
dimana sesorang butuh pengalaman dan waktu. Sehat sakit merupakan bagian dari
hidup manusia.e. Konsep lingkungan Suatu kondisi yang terus menerus dan
mempengaruhi sekelilingnya dan perkembangan organisme serta group organisme.4.
Myra Estrin Levinea. Definisi keperawatan Interaksi manusia yang berdasarkan
pada prinsip-prinsip ilmiah yang digunakan dalam proses keperawatan.b. Alasan
tindakan keperawatan Perawatan individu yang bersifat holistic untuk setiap
kebutuhan seseorang, seseorang mendorong perawat untuk beradaptasi.c. Konsep
individu Interaksi dari individu yang bersifat kompleks antara lingkungan
interna dan eksterna yang mengubah adaptasi.5. Imogane M. Kinga. Definisi
keperawatan Suatu proses interaksi manusia antara perawat dan klien.b. Alasan
tindakan keperawatan Perawat dan klien saling mengamati dalam informasi,
komuniksai, situasi, tujuan dan tindakan untuk mencapai tujuan.c. Konsep
individu suatu system terbuka mengenai penukaran masalah, energi dan dengan
lingkungan yang terbatas.d. Konsep sehat Aturan dinamik dari stressor dalam
lingkungan eksternal dan internal melalui penggunaan optimal untuk mencapoai
potensi maksimal dalam kehidupan sehari-hari.e. Konsep lingkungan Suatu system
terbuka yang menunjukkan penukaran masalah energi, informasi dengan keberadaan
manusia.
Tabel 1
|
Model
|
View of behavioral deviation
|
|
Therapeutic process
|
Roles of a
patient & therapist
|
|
Psychoanalytical
(freud, Erickson)
|
Ego tidak
mampu mengontrol ansietas, konflik tidak selesai
|
|
Asosiasi
bebas & analisa mimpi
Transferen untuk memperbaiki traumatic masa lalu
|
Klien:
mengungkapkan semua pikiran & mimpi
Terapist : menginterpretasi pikiran dan mimpi pasien
|
|
Interpersonal
(Sullivan, peplau)
|
Ansietas
timbul & dialami secara interpersonal, basic fear is fear of rejection
|
|
Build
feeling security
Trusting
relationship & interpersonal satisfaction
|
Patient:
share anxieties
Therapist :
use empathy & relationship
|
|
Social
(caplan,szasz)
|
Social &
environmental factors create stress, which cause anxiety &symptom
|
|
Environment
manipulation & social support
|
Pasien:
menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat
Terapist:
menggali system social klien
|
|
Existensial
(Ellis, Rogers)
|
Individu
gagal menemukan dan menerima diri sendiri
|
|
Experience
in relationship, conducted in group
Encouraged
to accept self & control behavior
|
Klien:
berperan serta dalam pengalaman yang berarti untuk mempelajari diri
Terapist: memperluas kesadaran diri klien
|
|
Supportive
Therapy
(Wermon,Rockland)
|
Faktor biopsikososial & respon
maladaptive saat ini
|
|
Menguatkan
respon koping adaptif
|
Klien: terlibat
dalam identifikasi coping
Terapist: hubungan yang hangta dan empatik
|
|
Medical
(Meyer,Kreaplin)
|
Combination
from physiological, genetic, environmental & social
|
|
Pemeriksaan
diagnostic, terapi somatic, farmakologik & teknik interpersonal
|
Klien: menjalani prosedur diagnostic & terapi
jangka panjang
Terapist :
Therapy, Repport effects,Diagnose illness, Therapeutic Approach
|
Berdasarkan konseptual model keperawatan diatas, maka dapat dikelompokkan
ke dalam 6 model yaitu:
1. Psycoanalytical (Freud, Erickson)
Model ini
menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapt terjadi pada seseorang apabila ego(akal)
tidak berfungsi dalam mengontrol id (kehendak nafsu atau insting).
Ketidakmampuan seseorang dalam menggunakan akalnya (ego) untuk mematuhi tata
tertib, peraturan, norma, agama(super ego/das uber ich), akan mendorong
terjadinya penyimpangan perilaku (deviation of Behavioral).
Faktor
penyebab lain gangguan jiwa dalam teori ini adalah adanya konflik intrapsikis
terutama pada masa anak-anak. Misalnya ketidakpuasan pada masa oral dimana anak
tidak mendapatkan air susu secara sempurna, tidak adanya stimulus untuk belajar
berkata- kata, dilarang dengan kekerasan untuk memasukkan benda pada mulutnya
pada fase oral dan sebagainya. Hal ini akan menyebabkan traumatic yang membekas
pada masa dewasa.
Proses terapi pada model ini adalah menggunakan metode asosiasi bebas dan
analisa mimpi, transferen untuk memperbaiki traumatic masa lalu. Misalnya klien
dibuat dalam keadaan ngantuk yang sangat. Dalam keadaan tidak berdaya pengalaman
alam bawah sadarnya digali dengamn pertanyaan-pertanyaan untuk menggali
traumatic masa lalu. Hal ini lebih dikenal dengan metode hypnotic yang
memerlukan keahlian dan latihan yang khusus.
Dengan cara demikian, klien akan mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya,
sedangkan therapist berupaya untuk menginterpretasi pikiran dan mimpi pasien.
Peran perawat adalah berupaya melakukan assessment atau pengkajian mengenai
keadaan-keadaan traumatic atau stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu
misalnya ( pernah disiksa orang tua, pernah disodomi, diperlakukan secar kasar,
diterlantarkan, diasuh dengan kekerasan, diperkosa pada masa anak), dengan
menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik setelah terjalin trust (saling
percaya).
2.
Interpersonal ( Sullivan, peplau)
Menurut konsep
model ini, kelainan jiwa seseorang bias muncul akibat adanya ancaman. Ancaman
tersebut menimbulkan kecemasan (Anxiety). Ansietas timbul dan alami
seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal).
Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari adnya ketakutan ditolak
atau tidak diterima oleh orang sekitarnya.
Proses terapi
menurut konsep ini adalh Build Feeling Security (berupaya membangun rasa
aman pada klien), Trusting Relationship and interpersonal Satisfaction
(menjalin hubungan yang saling percaya) dan membina kepuasan dalam bergaul
dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.
Peran perawat
dalam terapi adalah share anxieties (berupaya melakukan sharing mengenai
apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien saat
berhubungan dengan orang lain), therapist use empathy and relationship (
perawat berupaya bersikap empati dan turut merasakan apa-apa yang dirasakan
oleh klien). Perawat memberiakan respon verbal yang mendorong rasa aman klien
dalam berhubungan dengan orang lain.
3. Social (
Caplan, Szasz)
Menurut konsep
ini seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau penyimpangan perilaku apabila
banyaknya factor social dan factor lingkungan yang akan memicu munculnya stress
pada seseorang ( social and environmental factors create stress, which cause
anxiety and symptom).
Prinsip proses
terapi yang sangat penting dalam konsep model ini adalah environment
manipulation and social support ( pentingnya modifikasi lingkungan dan adanya
dukungan sosial)
Peran perawat
dalam memberikan terapi menurut model ini adalah pasien harus menyampaikan
masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat melibatkan teman sejawat,
atasan, keluarga atau suami-istri. Sedangkan therapist berupaya : menggali
system sosial klien seperti suasana dirumah, di kantor, di sekolah, di
masyarakat atau tempat kerja.
4. Existensial
( Ellis, Rogers)
Menurut teori
model ekistensial gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi bila individu gagal
menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki kebanggan
akan dirinya. Membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam Bodi-image-nya
Prinsip dalam
proses terapinya adalah : mengupayakan individu agar berpengalaman bergaul dengan
orang lain, memahami riwayat hidup orang lain yang dianggap sukses atau dapat
dianggap sebagai panutan(experience in relationship), memperluas kesadaran diri
dengan cara introspeksi (self assessment), bergaul dengan kelompok sosial dan
kemanusiaan (conducted in group), mendorong untuk menerima jatidirinya sendiri
dan menerima kritik atau feedback tentang perilakunya dari orang lain
(encouraged to accept self and control behavior).
Prinsip
keperawatannya adalah : klien dianjurkan untuk berperan serta dalam memperoleh
pengalaman yang berarti untuk memperlajari dirinya dan mendapatkan feed back
dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas kelompok. Terapist berupaya
untuk memperluas kesadaran diri klien melalui feed back, kritik, saran atau reward
& punishment.
5. Supportive
Therapy ( Wermon, Rockland)
Penyebab
gangguan jiwa dalam konsep ini adalah: factor biopsikososial dan respo
maladaptive saat ini. Aspek biologisnya menjadi masalah seperti: sering sakit
maag, migraine, batuk-batuk. Aspek psikologisnya mengalami banyak keluhan
seperti : mudah cemas, kurang percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu,
pemarah. Aspek sosialnya memiliki masalah seperti : susah bergaul, menarik
diri,tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu mendapatkan pekerjaan, dan
sebagainya. Semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab gangguan jiwa.
Fenomena tersebut muncul akibat ketidakmamupan dalam beradaptasi pada
masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan masa lalu.
Prinsip proses
terapinya adalah menguatkan respon copinh adaptif, individu diupayakan mengenal
telebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada dirinya; kekuatan mana yang
dapat dipakai alternative pemecahan masalahnya.
Perawat harus
membantu individu dalam melakukan identifikasi coping yang dimiliki dan yang
biasa digunakan klien. Terapist berupaya menjalin hubungan yang hangat dan
empatik dengan klien untuk menyiapkan coping klien yang adaptif.
6. Medica (
Meyer, Kraeplin)
Menurut konsep
ini gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifactor yang kompleks meliputi:
aspek fisik, genetic, lingkungan dan factor sosial. Sehingga focus
penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostic, terapi
somatic, farmakologik dan teknik interpersonal. Perawat berperan dalam
berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur diagnostic dan terapi
jangka panjang, therapist berperan dalam pemberian terapi, laporan mengenai
dampak terapi, menentukan diagnose, dan menentukan jenis pendekatan terapi yang
digunakan.
No comments:
Post a Comment